Sabtu, 03 April 2010

Diary

Suatu hari aku pergi ke toko buku. Iseng-iseng pergi ke lantai khusus tempat alat tulis. Di sana aku melihat diary sampul pelangi pastel, bergembok bentuk hati. Simpel tapi menarik. Lalu kuputuskan untuk membelinya. Padahal awalnya tidak ada niatan untuk membelinya. Sesampainya di rumah aku membuka bungkusnya perlahan dan hati-hati. Sejak saat itu aku mencurahkan semuanya di buku diary itu. Semuanya yang aku rasakan; marah, senang, sedih, kecewa. Tiada hari tanpa menulis dan terasa sudah sangat dekat tak bisa lepas.

Tapi suatu hari di saat aku sangat semangat untuk mencurahkan ceritaku di diary ku, aku mendapati diaryku hanya tersisa satu lembar. Dan dengan sangat berat aku mengakhiri kisahku dengan diaryku.. Setelah itu kututup diaryku lalu ku gembok dan kusimpan dengan rapi. Sangat singkat tapi juga sangat berkesan menulis di diary itu.

Belakangan ini entah mengapa aku mulai membuka lagi gembok hati diaryku setelah sekian lama. Lembar per lembar kubaca ulang. Sangat jelas tersurat disana. Semua cerita-ceritaku. Walau sudah lama berselang dan sangatlah singkat semua ceritaku masih tersimpan dengan baik.

Dan kini semenjak aku membuka gembok hati diaryku lagi, warna pastel sampul diary itu seperti memenuhi kembali hidupku. Semuanya menjadi sangat terasa sama seperti dulu. Walau kini harus kusadari bahwa aku tak bisa menulis lagi di diaryku itu :`)